Varians anggaran adalah perbedaan antara biaya atau pendapatan yang dianggarkan (direncanakan) dengan biaya atau pendapatan yang sebenarnya terjadi dalam proses produksi. Varians ini digunakan untuk mengukur kinerja keuangan dan operasional, serta untuk mengidentifikasi area yang memerlukan perbaikan. Pada artikel ini akan dijelaskan jenis-jenis varian anggaran, rumus untuk menghitungnya, dan penyebabnya.
Daftar Isi Konten
ToggleJenis-Jenis Varians Anggaran
Berikut ini beberapa jenis varian biaya anggaran beserta rumus untuk menghitungnya:
1. Varians Biaya
Varians Biaya Bahan Baku
Mengukur perbedaan antara biaya bahan baku yang dianggarkan dengan biaya bahan baku aktual. Berikut ini rumus untuk menghitungnya:
Varians Biaya Bahan Baku = (Harga Satuan Aktual − Harga Satuan Anggaran) × Jumlah Bahan Baku Aktual
Varians Biaya Tenaga Kerja
Mengukur perbedaan antara biaya tenaga kerja yang dianggarkan dengan biaya tenaga kerja aktual. Berikut ini rumus untuk menghitungnya:
Varians Biaya Tenaga Kerja = (Tarif Aktual − Tarif Anggaran) × Jumlah Jam Kerja Aktual
Varians Biaya Overhead
Mengukur perbedaan antara biaya overhead yang dianggarkan dengan biaya overhead aktual. Berikut ini rumus untuk menghitungnya:
Varians Biaya Overhead = Biaya Overhead Aktual − Biaya Overhead Anggaran
2. Varians Efisiensi
Varians Efisiensi Bahan Baku
Mengukur perbedaan antara jumlah bahan baku yang dianggarkan dengan jumlah bahan baku yang digunakan sebenarnya. Berikut ini rumus untuk menghitungnya:
Varians Efisiensi Bahan Baku = (Jumlah Bahan Baku Aktual − Jumlah Bahan Baku Anggaran) × Harga Satuan Anggaran
Varians Efisiensi Tenaga Kerja
Mengukur perbedaan antara jumlah jam kerja yang dianggarkan dengan jumlah jam kerja yang digunakan sebenarnya. Berikut ini rumus untuk menghitungnya:
Varians Efisiensi Tenaga Kerja = (Jumlah Jam Kerja Aktual − Jumlah Jam Kerja Anggaran) × Tarif Anggaran
Penyebab Terjadinya Varians Anggaran
Varians anggaran dapat terjadi karena berbagai faktor yang mempengaruhi perbedaan antara biaya yang dianggarkan dan biaya aktual. Berikut ini beberapa penyebabnya:
1. Perubahan Harga Bahan Baku
- Perubahan harga bahan baku di pasar, seperti kenaikan harga minyak, logam, atau bahan baku lainnya.
- Ketidakstabilan pasokan bahan baku dapat menyebabkan perubahan harga.
2. Efisiensi Tenaga Kerja
- Perbedaan produktivitas karyawan dibandingkan dengan yang dianggarkan akibat pelatihan yang tidak memadai, kelelahan, atau masalah motivasi.
- Karyawan dengan keterampilan dan pengalaman yang berbeda dapat mempengaruhi efisiensi kerja.
- Lingkungan kerja yang tidak optimal, seperti peralatan yang rusak atau kondisi kerja yang tidak nyaman, dapat mengurangi efisiensi tenaga kerja.
3. Penggunaan Bahan Baku
- Bahan baku dengan kualitas yang buruk dapat menyebabkan pemborosan atau kebutuhan tambahan untuk bahan baku.
- Inefisiensi dalam proses produksi, seperti pengaturan mesin yang buruk atau metode kerja yang tidak optimal, dapat meningkatkan penggunaan bahan baku.
4. Biaya Overhead
- Biaya tetap seperti sewa, utilitas dan gaji manajerial lebih tinggi dari anggaran.
- Biaya variabel yang lebih tinggi dari yang dianggarkan, seperti biaya perawatan mesin atau konsumsi energi yang meningkat.
5. Kesalahan Perencanaan
- Kesalahan dalam perkiraan biaya dan pendapatan saat menyusun anggaran.
- Perubahan dalam rencana produksi yang tidak diantisipasi saat anggaran disusun.
- Kesalahan dalam manajemen inventaris, seperti overstocking atau stockout, yang mempengaruhi biaya.