Semua sudah pasti memahami bahwa setiap perusahaan memiliki aset-aset, baik dalam bentuk benda berwujud maupun tidak berwujud. Nilai aset-aset tersebut setiap tahunnya selalu berubah yang disebut juga sebagai depresiasi dan amortisasi. Keduanya harus deiperhatikan dan diperhitungkan karena dapat memberikan dampak pada perusahaan. Artikel ini akan menjelaskan pengertian depresiasi dan amortisasi beserta perbedaan antara keduanya.
Pengertian Depresiasi dan Amortisasi
1. Depresiasi
Depresiasi merupakan alokasi biaya penyusutan terhadap aset-aset perusahaan yang berwujud selama periode tertentu. Periode tertentu tersebut merupakan sebuah rentang waktu dalam pemanfaatan aset yang dimaksud.
Terdapat tiga faktor yang berpengaruh terhadap penyusutan aset-aset berwujud fisik ini antara lain Acquisition Cost yang paling berpengaruh terhadap penyusutan, Salvage Value yang muncul ketika aset akan dijual, dan Economical Life Time yang dapat diperhitungkan dalam perhitungan aset.
2. Amortisasi
Amortisasi adalah praktik menyebarkan biaya aset tidak berwujud selama masa manfaat aset itu. Tidak seperti depresiasi, amortisasi biasanya dibebankan dengan metode garis lurus, yang berarti jumlah yang sama dibebankan pada setiap periode selama masa manfaat aset. Selain itu, aset yang dibebankan dengan metode amortisasi biasanya tidak memiliki nilai jual kembali atau nilai sisa, tidak seperti depresiasi.
Perbedaan Depresiasi dan Amortisasi
Meski sama-sama diartikan sebagai biaya penyusutan aset atau aktiva, tetapi terdapat beberapa perbedaan antara depresiasi dan amortisasi. Berikut ini ada beberapa aspek yang membedakan antara depresiasi dan amortisasi:
1. Jenis aset yang diperhitungkan
Depresiasi menghitung penyusutan terhadap aset-aset yang berwujud fisik seperti tanah, mesin, kendaraan, dan sebagainya. Amortisasi menghitung penyusutan terhadap aset-aset yang tidak berwujud fisik. Contoh aset yang tidak berwujud fisik antara lain hak paten atau merek dagang yang dimiliki oleh perusahaan. Selain itu amortisasi juga bisa diartikan sebagai biaya yang dikeluarkan sebagai metode pembayaran utang secara bertahap, seperti cicilan kendaraan, kredit tanpa agunan, KPR, atau kartu kredit.
2. Fungsi perhitungan
Perhitungan depresiasi ditujukan agar memungkinkan perusahaan menghasilkan serta mempertahankan pendapatan dari aset berwujud untuk periode tertentu. Ini membantu mengakui kontribusi aset fisik terhadap kegiatan bisnis. Sementara itu, perhitungan amortisasi ditujukan untuk mencerminkan nilai aset perusahaan bila aset tersebut akan dijual kembali. Meskipun pada akhirnya keduanya sama-sama berfungsi untuk menghitung perubahan nilai aset perusahaan di masa depan.
3. Masa manfaat
Depresiasi memiliki masa manfaat lebih pasti, seperti perkiraan waktu penggunaan mesin atau keberlanjutan bangunan. Sementara itu, masa manfaat dari amortisasi tidak jelas dan tergantung pada faktor-faktor eksternal seperti perubahan teknologi atau perubahan dalam lingkungan bisnis.
4. Sumber pengurangan nilai
Meski sama-sama mencatat penurunan, namun penyebab pengurangan nilai keduanya berbeda. Depresiasi mencatat penurunan nilai aset fisik yang terjadi seiring bertambahnya waktu atau karena penggunaan secara terus menerus. Sementara itu, amortisasi mencerminkan pengurangan nilai aset tak berwujud karena berkurangnya nilai ekonomis atau masa manfaatnya.
Berikut tadi penjelasan tentang perbedaan antara depresiasi dan amortisasi. Apabila Anda merasa kesulitan untuk menghitungnya, Anda bisa menggunakan software akuntansi dari Accurate Online yang dilengkapi dengan fitur perhitungan aset. Aplikasi akuntansi ini dapat membantu Anda terkait proses akuntansi, mulai dari penjurnalan hingga membuat laporan keuangan secara cepat, mudah, dan tepat.