Di Indonesia, percampuran budaya sering disebut sebagai akulturasi. Beradaptasi dengan perubahan budaya disebut asimilasi. Pada artikel ini, kita akan membahas pengertian serta perbedaan akulturasi dan asimilasi, serta contoh-contoh akulturasi dan asimilasi.
Di era yang semakin modern, tidak hanya manusia dan teknologi yang berkembang, tetapi juga budaya. Perkembangan budaya biasanya terjadi karena adanya percampuran budaya, baik itu budaya dari luar negeri maupun budaya dalam negeri. Oleh karena itu, ketika budaya bercampur, kelahiran budaya baru dimungkinkan.
Percampuran budaya tersebut disebabkan oleh banyak hal seperti globalisasi, teknologi, human interest terhadap budaya lain, dan sebagainya. Selain itu, percampuran budaya tergolong sangat cepat, sehingga setiap anggota masyarakat harus mau dan mampu beradaptasi atau beradaptasi dengan percampuran budaya.
Pencampuran budaya di daerah yang sama bisa positif dan negatif. Oleh karena itu, setiap anggota masyarakat harus menyikapi percampuran budaya dengan bijak. Anggota masyarakat yang menanggapi dengan bijak percampuran budaya dapat memperoleh manfaat.
Daftar Isi Konten
TogglePengertian Asimilasi
Pengertian asimilasi adalah proses asimilasi dua budaya, yang melahirkan budaya baru. Istilah “asimilasi” berasal dari kata Latin assimilare, yang berarti “sama”.
Contoh Asimilasi Budaya
Contoh asimilasi: A adalah orang Indonesia yang menyukai tarian Bali. Dia berteman dengan B, yang Hispanik dan tahu bagaimana menari tarian tradisional Amerika Latin (tango).
Karena terus menerus saling berinteraksi, maka terjadilah percampuran budaya sehingga melahirkan budaya baru yang merupakan hasil perpaduan antara tari Bali dan tari tango, namun tarian baru tersebut sama sekali tidak seperti tari Bali atau tari tango.
Pengertian Akulturasi
Akulturasi adalah proses penggabungan dua budaya atau lebih dengan tujuan untuk melahirkan suatu bentuk budaya baru oleh sekelompok orang tanpa menghilangkan ciri khas dari budaya itu sendiri.
Contoh Akulturasi Budaya
Secara singkat, berikut 5 contoh akulturasi yang umum digunakan dapat diidentifikasi:
- Masjid Menara Kudus
Contoh akulturasi Islam dan Hindu adalah Masjid Menara Kudus. Masjid Menara Kudus berfungsi sebagai masjid, dan ciri fisiknya mengingatkan pada bangunan candi dalam agama Hindu. - Boneka
Wayang juga merupakan contoh akulturasi budaya Jawa dengan India. Tokoh wayang termasuk dalam budaya Jawa yaitu Semar, Gareng, Petruk dan Bagong. Sedangkan budaya India adalah sejarah yang diambil dari Ramayana dan Mahabharata. - Candi Borobudur
Candi Borobudur merupakan contoh akulturasi antara agama Buddha dengan penduduk daerah Magelang. Candi ini digunakan untuk pemujaan Buddha dan relief pada dinding candi menggambarkan kehidupan di dalam dan sekitar wilayah Magelang. - Seni kaligrafi
Seni kaligrafi merupakan contoh akulturasi budaya Islam dengan budaya Indonesia. Kaligrafi ini menggunakan aksara Arab dan bentuknya beragam sesuai dengan budaya Indonesia. - Kesenian Gambang Kromong
Kesenian Gambang Kromong juga merupakan contoh akulturasi. Kesenian Gambang Kromong merupakan perpaduan budaya Indonesia dengan budaya Tionghoa dalam pertunjukan musik.
Apa Perbedaan Asimiliasi dan Akulturasi?
Dalam bahasa Inggris, ini adalah assimilation. Sedangkan dalam bahasa Indonesia menjadi asimilasi. Dalam bahasa Indonesia, sinonim asimilasi adalah pembauran.
Sedangkan akulturasi adalah perubahan struktur budaya asli, tetapi tidak menyebabkan hilangnya unsur-unsur dua budaya, sebagai suatu peraturan, karena interaksi dua budaya atau lebih di dalamnya. Biasanya perpaduan budaya atau akulturasi ini melalui tahapan proses dan metode yang memakan waktu cukup lama dan matang.
Jadi perbedaan antara asimilasi dan akulturasi adalah asimilasi adalah perpaduan dua budaya atau lebih untuk menciptakan budaya baru. Sedangkan akulturasi adalah percampuran budaya tanpa menghilangkan budaya asli.
Sumber Referensi:
Apa Perbedaan Asimilasi dan Akulturasi? Ini Contohnya (kontan.co.id)