Perbedaan Akun Riil dan Akun Nominal

Perbedaan Akun Riil dan Akun Nominal
Permudah Pembukuan Akuntansi dengan Training Accurate dari Szeto!

Optimalkan akuntansi bisnis Anda dengan Training Accurate dari Szeto Accurate Consultants. Dapatkan pelatihan profesional dan kuasai fitur Accurate Online. Coba demo sekarang dan rasakan manfaatnya!

Dalam akuntansi, akun-akun dalam buku besar dibagi menjadi dua kategori utama yaitu akun riil (real accounts) dan akun nominal (nominal accounts). Memahami perbedaan antara akun riil dan akun nominal sangat penting dalam proses akuntansi karena masing-masing memiliki peran yang spesifik dalam mencatat dan melaporkan transaksi keuangan. 

Perbedaan Akun Riil dan Akun Nominal

Berikut ini penjelasan mengenai perbedaan antara akun riil dan akun nominal dalam pencatatan akuntansi:

1. Definisi

  • Akun riil adalah akun yang mencatat aset, kewajiban, dan ekuitas pemilik. Akun-akun ini mencerminkan posisi keuangan suatu perusahaan pada akhir periode akuntansi. 
  • Akun nominal adalah akun yang mencatat pendapatan, beban, keuntungan, dan kerugian. Akun-akun ini mencerminkan aktivitas operasional dan hasil operasi perusahaan selama periode akuntansi. 
Baca juga:  Daftar EFIN Online Untuk Wajib Pajak Pribadi & Bisnis

2. Sifat dan Periode Akuntansi

  • Akun riil bersifat permanen dimana saldo akun riil tidak di-nol-kan pada akhir periode akuntansi melainkan saldo akhir menjadi saldo awal periode berikutnya.
  • Akun nominal bersifat sementara dimana saldo akun nominal di-nol-kan pada akhir periode akuntansi dan saldo ditutup ke akun laba rugi untuk menentukan laba atau rugi bersih selama periode tersebut.

3. Tujuan dan Fungsi

  • Akun riil digunakan untuk mencatat dan melaporkan aset, kewajiban, dan ekuitas pemilik yang mencerminkan posisi keuangan perusahaan pada titik waktu tertentu. Akun ini mencerminkan apa yang dimiliki oleh perusahaan (aset), apa yang harus dibayar (kewajiban), dan hak pemilik atas aset bersih (ekuitas).
  • Akun nominal digunakan untuk mencatat dan melaporkan pendapatan dan beban selama periode tertentu untuk menentukan kinerja keuangan perusahaan. Akun ini mencerminkan hasil operasi perusahaan yang menunjukkan bagaimana pendapatan dihasilkan dan beban dikeluarkan selama periode tersebut.
Baca juga:  Perusahaan Big 4 di Indonesia, Ada Apa Saja?

4. Analisis Keuangan

  • Akun riil membantu dalam analisis neraca (balance sheet) yang memberikan gambaran tentang kekayaan bersih perusahaan, struktur modal, dan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka panjang.
  • Akun nominal membantu dalam analisis laporan laba rugi (income statement) yang menunjukkan pendapatan, beban, dan laba atau rugi bersih perusahaan selama periode tertentu. Ini penting untuk evaluasi kinerja operasional dan pengambilan keputusan manajerial.

Contoh Akun Riil dan Akun Nominal

Berikut ini beberapa contoh yang termasuk ke dalam akun riil dan akun nominal dan penjelasannya:

Akun Riil

1. Aset (Assets)

  • Kas: Mencatat uang tunai yang dimiliki perusahaan.
  • Piutang Usaha: Mencatat jumlah yang harus dibayar oleh pelanggan kepada perusahaan.
  • Inventaris: Mencatat nilai barang dagangan atau bahan baku yang dimiliki perusahaan.
  • Tanah: Mencatat nilai tanah yang dimiliki perusahaan.
  • Bangunan: Mencatat nilai bangunan yang dimiliki perusahaan.
  • Peralatan: Mencatat nilai peralatan yang dimiliki perusahaan.
Baca juga:  Perbedaan Accurate Online dan Accurate 5, Mana Juaranya?

2. Kewajiban (Liabilities)

  • Utang Usaha: Mencatat jumlah yang harus dibayar oleh perusahaan kepada pemasok.
  • Utang Bank: Mencatat pinjaman yang diperoleh dari bank.
  • Utang Pajak: Mencatat kewajiban pajak yang harus dibayar oleh perusahaan.

3. Ekuitas Pemilik (Owner’s Equity)

  • Modal Saham: Mencatat jumlah modal yang diinvestasikan oleh pemilik atau pemegang saham.
  • Laba Ditahan: Mencatat laba yang tidak dibagikan sebagai dividen dan ditahan untuk digunakan kembali oleh perusahaan.

Akun Nominal

1. Pendapatan (Revenue)

  • Pendapatan Penjualan: Mencatat pendapatan yang diperoleh dari penjualan barang atau jasa.
  • Pendapatan Sewa: Mencatat pendapatan yang diperoleh dari penyewaan properti atau peralatan.
  • Pendapatan Bunga: Mencatat pendapatan yang diperoleh dari bunga atas investasi atau pinjaman.

2. Beban (Expenses)

  • Beban Gaji: Mencatat biaya yang dikeluarkan untuk membayar gaji karyawan.
  • Beban Sewa: Mencatat biaya yang dikeluarkan untuk menyewa properti atau peralatan.
  • Beban Utilitas: Mencatat biaya yang dikeluarkan untuk utilitas seperti listrik, air, dan gas.
  • Beban Pemasaran: Mencatat biaya yang dikeluarkan untuk kegiatan pemasaran dan promosi.
  • Beban Depresiasi: Mencatat penyusutan nilai aset tetap selama periode tertentu.

3. Keuntungan dan Kerugian (Gains and Losses)

  • Keuntungan Penjualan Aset: Mencatat keuntungan yang diperoleh dari penjualan aset tetap.
  • Kerugian Penjualan Aset: mencatat kerugian yang terjadi akibat penjualan aset tetap.
Picture of Ahmad Yani
Ahmad Yani

CEO at Szeto Accurate Consultants | Accounting Service | Digital Business Transformation | Business Integrator | System Integrator

Artikel Terkait

Saatnya mengalihkan perhatian ke arah pertumbuhan bisnis Anda

Izinkan kami mempercepat dan mengotomatisasi proses akuntansi serta keuangan bisnis, memastikan Anda terus berkembang dengan keyakinan penuh.