Dalam dunia akuntansi, penyisihan biaya yang belum ditagih (PBKD) atau bad debt allowance (BDA) merupakan akun yang digunakan untuk mengantisipasi kerugian yang mungkin timbul dari piutang tak tertagih. PBKD adalah estimasi biaya yang telah terjadi tetapi belum ditagih oleh pihak ketiga pada akhir periode akuntansi.
PBKD merupakan bagian penting dari jurnal penyesuaian, di mana pendapatan dan biaya diakui pada saat terjadi, bukan pada saat kas diterima atau dibayarkan. Penyisihan ini mencerminkan komitmen perusahaan untuk membayar biaya yang telah diakui sebagai kewajiban. Pada artikel ini akan dijelaskan mengenai manfaat menghitung PBKD dan langkah-langkah untuk menghitungnya.
Daftar Isi Konten
ToggleManfaat Menghitung Penyisihan Biaya yang Belum Ditagih
Menghitung PBKD dengan tepat mendatangkan berbagai manfaat bagi perusahaan, baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Berikut beberapa di antaranya:
1. Meningkatkan Akurasi Laporan Keuangan
PBKD dapat membantu perusahaan menyajikan piutang tak tertagih secara realistis dalam laporan keuangan. Hal ini penting untuk memberikan gambaran yang lebih akurat tentang kewajiban dan posisi keuangan perusahaan. Hal ini penting untuk memberikan informasi yang benar kepada para pemangku kepentingan, seperti investor, kreditor, dan manajemen perusahaan.
2. Membantu Pengambilan Keputusan
Informasi tentang PBKD dapat membantu perusahaan dalam mengambil keputusan kredit yang lebih baik. Dengan mengetahui tingkat risiko piutang tak tertagih, maka perusahaan dapat lebih berhati-hati dalam memberikan kredit kepada pelanggan untuk meminimalisir risiko kerugian finansial. Hal ini penting untuk menjaga stabilitas keuangan perusahaan dan meningkatkan profitabilitasnya.
3. Meningkatkan Reputasi Perusahaan
Menghitung PBKD dengan tepat dapat menunjukkan kepada pelanggan bahwa perusahaan memiliki komitmen untuk mengelola piutangnya dengan baik dan efisien. Hal ini dapat membantu meningkatkan reputasi perusahaan, meningkatkan kepercayaan pelanggan, dan meningkatkan kepercayaan investor untuk berinvestasi terhadap perusahaan.
Cara Menghitung Penyisihan Biaya yang Belum Ditagih
Untuk menghitung PBKD, Anda dapat mengikuti langkah-langkah berikut ini:
1. Mengidentifikasi Piutang Tak Tertagih
Pertama, tentukan semua biaya yang telah terjadi tetapi faktur atau tagihannya belum diterima. Hal ini bisa meliputi biaya utilitas, biaya gaji, biaya bunga, layanan profesional, sewa, dan lain sebagainya.
2. Menentukan Persentase Penyisihan
Selanjutnya tentukan persentase penyisihan yang wajar untuk dialokasikan sebagai PBKD. Persentase ini dapat bervariasi tergantung pada tingkat risiko piutang tak tertagih yang dihadapi oleh perusahaan. Berikut ini beberapa metode yang dapat Anda gunakan untuk menentukan persentase penyisihan:
- Metode persentase dari penjualan: Persentase tertentu dari total penjualan kredit dialokasikan sebagai PBKD.
- Metode analisis individu: Menganalisis setiap piutang secara individu untuk menentukan persentase penyisihan yang tepat.
- Metode pengalaman historis: Menggunakan rata-rata piutang tak tertagih di masa lampau sebagai acuan untuk menentukan persentase penyisihan.
3. Menghitung Penyisihan Biaya yang Belum Ditagih
Setelah menentukan persentase penyisihan, Anda bisa menghitung atau mengestimasikan jumlah biaya yang belum ditagih berdasarkan informasi yang tersedia dengan menggunakan rumus berikut ini:
PBKD = Persentase Penyisihan x Saldo Piutang Tak Tertagih
Contoh:
Misalkan perusahaan memiliki saldo piutang tak tertagih sebesar Rp 100 juta dan persentase penyisihan yang ditentukan adalah 5%. Maka PBKD yaitu 5% x Rp 100 juta = Rp 5 juta
4. Mencatat Jurnal Penyesuaian
Buat jurnal penyesuaian untuk mencatat PBKD sebagai akun beban dan mengurangi saldo piutang tak tertagih. Berdasarkan contoh sebelumnya, maka jurnal penyesuaiannya yaitu sebagai berikut:
Debit: Beban Piutang Tak Tertagih Rp 5 juta
Kredit: Piutang Tak Tertagih Rp 5 juta