Biaya Perawatan dan Perbaikan Aset Perusahaan

Biaya Perawatan dan Perbaikan Aset Perusahaan
Permudah Pembukuan Akuntansi dengan Training Accurate dari Szeto!

Optimalkan akuntansi bisnis Anda dengan Training Accurate dari Szeto Accurate Consultants. Dapatkan pelatihan profesional dan kuasai fitur Accurate Online. Coba demo sekarang dan rasakan manfaatnya!

Biaya perawatan dan perbaikan aset perusahaan adalah biaya yang dikeluarkan untuk menjaga aset tetap berfungsi dengan baik dan memperpanjang umur penggunaan aset tersebut. Aset yang dimaksud dapat berupa bangunan, mesin, peralatan, kendaraan, dan aset tetap lainnya yang digunakan dalam operasi bisnis sehari-hari. Memahami dan mengelola biaya ini adalah bagian penting dari manajemen keuangan perusahaan, karena berdampak langsung pada efisiensi operasional dan keandalan aset. 

Jenis-Jenis Biaya Perawatan dan Perbaikan Aset Perusahaan

Biaya perawatan dan perbaikan aset perusahaan terdiri atas beberapa jenis, antara lain yaitu:

1. Biaya Perawatan Preventif

Biaya perawatan preventif adalah biaya yang dikeluarkan untuk mencegah kerusakan aset di masa depan. Jenis biaya ini bertujuan untuk memperpanjang umur aset dan meminimalisir risiko downtime atau terhentinya operasi bisnis akibat kerusakan. Contohnya yaitu biaya pelumasan mesin, kalibrasi alat ukur, pembersihan rutin, dan inspeksi berkala untuk mendeteksi potensi kerusakan dini

Baca juga:  Akuntansi untuk Bisnis E-commerce: Tantangan dan Solusi

2. Biaya Perawatan Korektif

Biaya perawatan korektif adalah biaya yang dikeluarkan untuk memperbaiki kerusakan aset yang sudah terjadi. Jenis biaya ini muncul ketika aset sudah mengalami kerusakan dan perlu diperbaiki agar dapat kembali berfungsi normal. Contohnya yaitu penggantian suku cadang yang rusak, perbaikan mesin yang mogok, dan renovasi gedung yang mengalami kerusakan.

3. Biaya Perbaikan Besar

Biaya perbaikan besar adalah biaya yang dikeluarkan untuk perbaikan aset yang membutuhkan penggantian komponen utama atau overhaul. Jenis biaya ini biasanya muncul ketika aset sudah mendekati akhir masa manfaatnya dan memerlukan perbaikan yang signifikan. Contohnya yaitu perbaikan mesin dengan mengganti komponen utama, overhaul mesin produksi, dan renovasi besar-besaran pada gedung.

4. Biaya Perawatan Lainnya

Selain ketiga jenis biaya di atas, terdapat beberapa biaya perawatan lainnya yang perlu dipertimbangkan, seperti biaya pelatihan teknisi untuk perawatan aset, biaya suku cadang dan material untuk perbaikan, biaya asuransi untuk melindungi aset dari kerusakan, serta biaya outsourcing untuk jasa perawatan dan perbaikan aset.

Metode Perhitungan Biaya Perawatan dan Perbaikan Aset Perusahaan

Berikut ini penjelasan mengenai beberapa metode perhitungan biaya perawatan dan perbaikan aset perusahaan yang perlu Anda ketahui:

1. Metode Berdasarkan Jam Kerja

Metode ini menghitung biaya berdasarkan jumlah jam kerja aset. Metode ini cocok untuk aset yang memiliki jam kerja yang terukur dengan jelas, seperti mesin produksi. Berikut ini rumus untuk menghitungnya:

Baca juga:  Laba Normal (Normal Profit) dan Contoh Kasusnya

Biaya Perawatan dan Perbaikan = Tarif Per Jam x Jumlah Jam Kerja

Misal, tarif per jam untuk perawatan mesin produksi adalah Rp 50.000. Mesin produksi tersebut beroperasi selama 100 jam dalam sebulan. Maka, biaya perawatan dan perbaikan untuk mesin tersebut dalam sebulan yaitu:

Biaya Perawatan dan Perbaikan = Rp 50.000/jam x 100 jam = Rp 5.000.000

2. Metode Berdasarkan Unit Produksi

Metode ini menghitung biaya berdasarkan jumlah unit produk yang dihasilkan aset. Metode ini cocok untuk aset yang memiliki output yang terukur dengan jelas, seperti mesin cetak. Berikut ini rumus untuk menghitungnya:

Biaya Perawatan dan Perbaikan = Tarif Per Unit x Jumlah Unit Produksi

Misal, tarif per unit untuk perawatan mesin cetak adalah Rp 1.000. Mesin cetak tersebut menghasilkan 10.000 unit produk dalam sebulan. Maka, biaya perawatan dan perbaikan untuk mesin tersebut dalam sebulan yaitu:

Biaya Perawatan dan Perbaikan = Rp 1.000/unit x 10.000 unit = Rp 10.000.000

3. Metode Berdasarkan Nilai Aset

Metode ini menghitung biaya berdasarkan persentase nilai aset. Metode ini cocok untuk aset yang nilainya relatif tinggi, seperti gedung. Berikut ini rumus untuk menghitungnya:

Biaya Perawatan dan Perbaikan = Persentase Nilai Aset x Nilai Aset

Misal, persentase nilai aset untuk biaya perawatan dan perbaikan gedung adalah 2%. Nilai aset gedung tersebut adalah Rp 10 miliar. Maka, biaya perawatan dan perbaikan untuk gedung tersebut dalam sebulan yaitu:

Baca juga:  Cara Menghitung Net Cash Flow Dalam Laporan Keuangan

Biaya Perawatan dan Perbaikan = (2% x Rp 10 miliar) / 12 bulan = Rp 16.666.667

4. Metode Berdasarkan Budget

Metode ini menghitung biaya berdasarkan budget yang dialokasikan untuk perawatan dan perbaikan aset dalam periode tertentu. Metode ini cocok untuk situasi di mana anggaran keuangan terbatas. Langkah-langkah untuk menggunakan metode ini yaitu:

  • Tentukan total anggaran yang dialokasikan dalam periode tertentu.
  • Alokasikan anggaran ke berbagai jenis aset berdasarkan prioritas dan kebutuhan.
  • Lakukan monitoring dan evaluasi terhadap penggunaan anggaran secara berkala.

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Biaya Perawatan dan Perbaikan Aset Perusahaan

Biaya perawatan dan perbaikan aset perusahaan dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain yaitu:

1. Jenis Aset

Jenis aset yang berbeda memiliki kebutuhan perawatan dan perbaikan yang berbeda pula, sehingga biayanya pun bervariasi. Misal, mesin produksi umumnya memiliki biaya perawatan dan perbaikan lebih tinggi dibandingkan dengan furniture kantor.

2. Usia aset

Semakin tua usia aset, semakin tinggi kemungkinan kerusakan dan semakin tinggi pula biaya perawatan dan perbaikannya. Misal, mesin yang sudah berusia 10 tahun umumnya membutuhkan perawatan dan perbaikan yang lebih sering dan lebih mahal dibandingkan dengan mesin baru.

3. Intensitas Penggunaan

Aset yang digunakan secara intensif membutuhkan perawatan dan perbaikan yang lebih sering sehingga biayanya pun lebih tinggi. Misal, mesin produksi yang beroperasi selama 24 jam sehari umumnya membutuhkan perawatan dan perbaikan yang lebih sering dan lebih mahal dibandingkan dengan mesin yang hanya digunakan selama 8 jam sehari.

4. Kemajuan Teknologi

Perkembangan teknologi dapat membantu meningkatkan efisiensi pekerjaan sehingga dapat menghemat biaya. Misal, penggunaan teknologi predictive maintenance dapat membantu mendeteksi potensi kerusakan aset sebelum terjadi sehingga dapat dilakukan tindakan pencegahan yang lebih murah.

Picture of Ahmad Yani
Ahmad Yani

CEO at Szeto Accurate Consultants | Accounting Service | Digital Business Transformation | Business Integrator | System Integrator

Artikel Terkait

Saatnya mengalihkan perhatian ke arah pertumbuhan bisnis Anda

Izinkan kami mempercepat dan mengotomatisasi proses akuntansi serta keuangan bisnis, memastikan Anda terus berkembang dengan keyakinan penuh.