Biaya Operasional Dalam Proses Produksi

Biaya Operasional Dalam Proses Produksi
Permudah Pembukuan Akuntansi dengan Training Accurate dari Szeto!

Optimalkan akuntansi bisnis Anda dengan Training Accurate dari Szeto Accurate Consultants. Dapatkan pelatihan profesional dan kuasai fitur Accurate Online. Coba demo sekarang dan rasakan manfaatnya!

Biaya operasional dalam proses produksi merupakan komponen yang tidak bisa dihindari dalam bisnis atau perusahaan. Oleh karena itu, biaya ini harus diperhitungkan dengan seksama dan seminimal mungkin saat perusahaan merumuskan anggaran.

Apa itu Biaya Operasional?

Biaya operasional adalah biaya yang dibutuhkan perusahaan untuk menjalankan aktivitas bisnis sehari-hari. Biaya ini mencakup berbagai pengeluaran seperti gaji, komisi, tunjangan karyawan, peralatan, perbaikan, hingga biaya sewa.

Operating expenses (OPEX) atau biaya operasional berperan langsung dalam pembelian dan produksi barang serta jasa. Dalam neraca keuangan, biaya ini seringkali disebutkan di bawah kewajiban (beban penjualan).

Perbedaan Biaya Operasional dan Non Operasional

Selain biaya operasional, ada juga istilah biaya non operasional. Biaya non operasional adalah biaya yang digunakan untuk kepentingan di luar aktivitas produksi perusahaan, namun tetap ditanggung oleh perusahaan. Meski tidak terkait langsung dengan proses produksi, biaya ini tetap menjadi kewajiban perusahaan untuk mendukung aktivitas bisnis.

Baca juga:  Kasbon adalah: Pengertian dan Cara Pengajuan Untuk Karyawan

Contoh biaya non operasional meliputi biaya administrasi bank, pajak, kerugian penjualan, sumbangan, dan biaya kerugian akibat bencana alam.

Sementara itu, biaya operasional berkaitan langsung dengan proses produksi. Contoh biaya operasional antara lain gaji karyawan, biaya utilitas kantor, dan biaya pemasaran.

Jenis Biaya Operasional

Biaya operasional dibagi menjadi dua jenis, yaitu biaya tetap (fixed cost) dan biaya variabel (variable cost).

  1. Fixed Cost
    Fixed cost (biaya tetap) adalah biaya operasional yang nominalnya tidak berubah, meskipun ada peningkatan dalam penjualan atau produksi. Biaya tetap harus dibayarkan dengan nominal dan waktu yang telah ditentukan, tanpa melihat perubahan dalam performa perusahaan. Contoh biaya operasional tetap di antaranya:
  2. Variable Cost
    Variable cost (biaya variabel) adalah biaya yang nominalnya berubah-ubah tergantung pada aktivitas perusahaan, seperti peningkatan produktivitas atau penjualan. Umumnya, biaya variabel seiring dengan tingkat produksi. Jika produksi meningkat, biaya ini juga akan meningkat, dan sebaliknya. Contoh biaya operasional variabel meliputi:
  • Bahan baku
  • Peralatan
  • Biaya pengiriman
Baca juga:  PPN Naik Jadi 12% di Tahun 2025, Begini Cara Menghitungnya

Komponen Biaya Operasional

Biaya operasional juga memiliki beberapa komponen yang membedakannya, yaitu:

  1. Biaya Langsung
    Biaya langsung adalah biaya yang dikeluarkan dan manfaatnya bisa dirasakan secara langsung saat itu juga. Contohnya adalah gaji karyawan.
  2. Biaya Tidak Langsung
    Biaya tidak langsung adalah biaya yang dikeluarkan saat itu juga, namun manfaatnya tidak bisa langsung dirasakan. Contohnya adalah pajak.
  3. Biaya Produksi
    Biaya produksi adalah pengeluaran yang berkaitan dengan fungsi produksi. Tiga biaya pokok dalam produksi adalah biaya bahan baku, tenaga kerja, dan overhead pabrik.
  4. Biaya Non Produksi
    Biaya non produksi digunakan di luar proses produksi perusahaan, meliputi biaya pemasaran dan administrasi.

Peran dan Pengaruh Biaya Operasional terhadap Perusahaan

Pencatatan biaya operasional harus dilakukan secara teratur oleh perusahaan, termasuk biaya yang tidak terkait langsung dengan operasi seperti bunga pinjaman. Dengan mencatat kedua jenis pengeluaran ini, tim analisa dapat menentukan bagaimana pengaruh biaya ini terhadap pendapatan bisnis.

Fungsi lain dari pencatatan biaya operasional adalah untuk memproyeksikan masa depan bisnis. Hal ini memungkinkan perusahaan untuk menyusun strategi yang tepat lebih awal.

Baca juga:  Apa itu Prive, Contoh Prive Dalam Akuntansi

Mengurangi biaya operasional adalah salah satu cara bagi perusahaan untuk meningkatkan keuntungan bisnis. Namun, metode ini tidak selalu menguntungkan. Mengurangi biaya operasional dapat menyebabkan berkurangnya produktivitas dan bisa berakibat pada kerugian.

Mengurangi aktivitas tertentu demi keuntungan operasi dapat membuahkan hasil dalam jangka pendek, tetapi dalam jangka panjang, pendapatan perusahaan akan menurun. Misalnya, ketika sebuah bisnis memotong biaya iklan dan promosi, keuntungan bisa meningkat sementara.

Namun, dengan mengurangi kegiatan promosi, perusahaan akan kehilangan kesempatan untuk membuka area bisnis dan sumber pendapatan baru. Oleh karena itu, perusahaan harus menjaga agar biaya operasional tetap rendah sambil memastikan tren penjualan terus meningkat.

Cara Menghitung Biaya Operasional Perusahaan

Cara menghitung biaya operasional cukup mudah. Kamu hanya perlu menjumlahkan biaya produksi dan biaya pengeluaran operasional. Berikut adalah rumusnya:

Biaya Operasional

  • Biaya Produksi + Biaya Pengeluaran (Operasional)
  • Biaya Operasional = Biaya Produksi + Biaya Pengeluaran (Operasional)

Biaya produksi juga bisa disebut dengan biaya penjualan. Biaya-biaya ini biasanya tercantum dalam laporan keuangan perusahaan. Bagaimana, cukup mudah bukan untuk menghitungnya?

Itulah pembahasan lengkap mengenai apa itu biaya operasional, jenis, komponen, cara menghitung, serta perbedaannya dengan biaya non operasional. Mengingat pentingnya biaya ini, sebagai pelaku bisnis, pastikan kamu memperhitungkannya dengan seksama. Semoga informasi ini bermanfaat untukmu!

Picture of Ahmad Yani
Ahmad Yani

CEO at Szeto Accurate Consultants | Accounting Service | Digital Business Transformation | Business Integrator | System Integrator

Artikel Terkait

Saatnya mengalihkan perhatian ke arah pertumbuhan bisnis Anda

Izinkan kami mempercepat dan mengotomatisasi proses akuntansi serta keuangan bisnis, memastikan Anda terus berkembang dengan keyakinan penuh.