Depresiasi menurut KBBI adalah Penurunan nilai suatu mata uang terhadap mata uang lainnya sesuai dengan kondisi pasar dalam sistem nilai tukar mengambang.
Daftar Isi Konten
ToggleApa itu Depresiasi?
Depresiasi adalah proses akuntansi di mana nilai aset berwujud dibebankan secara sistematis dan efisien selama periode di mana manfaat dari penggunaan aset tersebut direalisasikan.
Metode Depresiasi
Ada beberapa metode depresiasi berikut ini diantaranya:
Metode Garis Lurus
Metode ini disebut juga metode garis lurus dan merupakan metode yang paling umum digunakan untuk menghitung biaya penyusutan. Metode ini berfokus pada penyusutan sebagai fungsi waktu, bukan penggunaan.
Contoh rumus perhitungan biaya penyusutan dengan metode garis lurus adalah sebagai berikut:
Biaya Penyusutan = (Biaya perolehan aset – Nilai sisa) / (Masa pakai aset)
Beban Penyusutan = (Rp500 .000.000 – Rp50.000.000) / 5 tahun = Rp90.000.000
Namun, penggunaan metode ini dianggap tidak realistis karena diasumsikan penggunaan aset akan sama setiap tahun.
Metode Beban ke Bawah / Menurun
Metode ini merupakan metode penyusutan yang dipercepat yang mengalokasikan biaya penyusutan yang lebih tinggi pada tahun awal dan biaya yang lebih rendah pada periode selanjutnya. Fokus metode ini adalah pada beban penyusutan pada tahun pertama, karena nilai aset tahun ini mengalami penurunan.
Contoh perhitungan depresiasi dengan metode beban ke bawah:
Tahun |
Harga Perolehan (Rp) |
Nilai Buku Awal Tahun (Rp) |
Tarif |
Penyusutan (Rp) |
Akumulasi Penyusutan (Rp) |
Nilai Buku Akhir Tahun (Rp) |
1 |
500.000.000 |
500.000.000 |
40% |
200.000.000 |
200.000.000 |
300.000.000 |
2 |
500.000.000 |
300.000.000 |
40% |
120.000.000 |
380.000.000 |
180.000.000 |
3 |
500.000.000 |
180.000.000 |
40% |
72.000.000 |
428.000.000 |
108.000.000 |
4 |
500.000.000 |
108.000.000 |
40% |
43.200.000 |
456.800.000 |
64.800.000 |
5 |
500.000.000 |
64.800.000 |
– |
14.800.000 |
485.200.000 |
50.000.000 |
Metode Aktivitas
Metode ini mengasumsikan penyusutan berdasarkan kinerja atau penggunaan daripada waktu. Dengan uraian di atas, menentukan umur amortisasi mesin produksi tidak terlalu bermasalah karena penggunaannya relatif mudah diukur.
Dengan asumsi mesin produksi memiliki 4.000 jam penggunaan pada tahun pertama, dan total mesin produksi diasumsikan dapat berjalan 30.000 jam, maka biaya penyusutan dapat dihitung sebagai berikut:
Beban penyusutan = [(Rp500.000.000 – Rp50.000.000) x 4,000] / 30.000 = Rp60.000.000.
Namun, metode ini memiliki keterbatasan karena tidak cocok untuk digunakan dalam situasi penyusutan berdasarkan waktu daripada aktivitas.
Metode Depresiasi Khusus
Berkenaan dengan depresiasi, dijelaskan bahwa tujuannya adalah untuk menentukan penyusutan aset perusahaan. Namun, dalam beberapa kasus, perusahaan mungkin tidak dapat memilih salah satu metode penyusutan di atas karena aset yang terlibat memiliki karakteristik unik atau memerlukan aplikasi khusus.
Dalam hal ini, Anda dapat menerapkan dua metode khusus:
- Metode kelompok dan gabungan; sering digunakan untuk aset yang cukup homogen yang melakukan fungsi yang hampir sama.
- Metode campuran dan gabungan; diterapkan sesuai dengan keinginan akuntan.